Kamis, 24 Juni 2010

My BKB

Sebuah Cerpen......
Tema : TEman makan TEman
Amanat : Curahkanalah Keluh Kesahmu kepada seseorang supaya penat di dadamu terasa lepas dan tidak makan hati lagi.

My BKB
Karya Putri Liana (2007112097)


Sakitku.....
Tiada terkira.....
Begitulah keadaanku pada saat itu, tak bisa digambarkan maupun terlukiskan. hanya di tempat itu aku bisa ,encurahkan semua keluh kesahku yang aku alami pada waktu itu karena suasana di sana menenangkan hati dan pikiranku.

Bangunan tua yang tidak dimakan oleh waktu, berdiri kokoh dan menawan. tempat yang diminati oleh warga Sumatera selatan untuk dikunjungi. tempat itu disebut juga Benteng Kuto Besak (BKB).
Yach BKB merupakan tempat uyang indah dan di sana juga berdiri tegap sebuah jembatan yang menghubungkan seberang hulu dan seberang hilir, orang menyebutnya Jembatan Ampera. Saban harinya jenbatan Ampera tersebut di lewati bermacam-macam kendaraan, yang tiada hentinya berlalu-lalang di atas jembatan Ampera.
Adapula kendaraan yang melintas di bawah jembatan sungai Musi yang bermacam-macam dari kapal yang kecil yang disebut "ketek" hingga kapal yang besar yakni Disebut :tongkang" yang mengangkut barang-barang berat.
kendaraan itu juga memberikan suasana yang hidup dan memberikan keentraman hati apabila berada di tempat itu.

***
Aku sudah lama pacaran sama Rudi lebih kurang delapan Bulan, Hari-hari kami lewati berama, aku sangat sayang sama Rudi, begitu pula sebaliknya.
Pada suatu hari ketika aku pulang kuliah, akupun menghubungi Rudi untuk menjemputku kekampus.
"maaf, YanK aku tidak bisa jemput" jelas Rudi
"kenapa" tanyaku
"Ada urusan sedikit di kampus" jawab Rudi
kebatulan kampus Rudi berjauahan dengan kampus aku
"Oh, YaCh GA apalah . Lagian aku ada teman kok untuk pulang bareng kerumah" ujarku sambil menghela napas.
tak lama kemudian muncullah Susi temanku itu...!
"Dinda, aku pulang duluan yaCh, Sebabnya aku sudah ada janji" jelasnya sambil tergesa-gesa.
"jadi, Bagaimana ini, masak aku pulang sendirian" kesalku.
"maaf, banget yach Din, Maaf banget" mohon Susi
"yawda Dech, tidak apalah" Ikhlasku

***
Dari hari kehari, minggu ke minggu, pacarku Rudilambat laun berubah sedikit demi sedikit akupun merasakan perubahannya tettrsebut.
akupun bertanya kepada Rudi.............!
"Yang, kenapa akhir-akhir iini sikapmmu berubah kepadaku" tanyakku
"Ah,, biasa saja, tidak ada perubahaan,masih seperti yang dulu" jawabnya santai
"tapi, aku merasa seperti itu, apa ada wanita lain " ketus ku.
Emosiku tak tertahankan lagi karena sikapnya sekarang ini begitu dingin terhadapku, dan perhatiannya amat sangat berkurang tidak seperti yang dulu-dulu. jadi, aku menanyakan hal itu.
"Yach uda,aku tidak mau berdebat, biarku antar pulang saja dirimu" Ujar Rudi tidask mau ambil pusing.

***
Akupun pergig kesuatu tempat, di tempat itu aku duduk merenung melihat sungai musi yang mengalir. apabila aku pergi ke tempat iniaku menumpahkan semua kegundahan dan kegelidahanku di tempat ini. aku berpikir kenapa pacarku Rudi tidak mamu diajak jalan hari ini, pada h al aku sudah kangen sekali dengan suasana yang ada di BKB ini, terpaksa Deh. aku duduk sendirian si sini.
tidak lama kemudian aku melihat Susi dan Rusi pacarku bergandengan tangan, dengan mesranya. akupun terkejut bagaikan di sambar petir, waktupun berhaenti berdetak, denyut nadikupun mengalir deras.
jadi, bungkamnya selama ini menyembunyikan bangkai yang sangat busuk dan berulat, tetapi akhirnya ketahuan juga apa yang mereka simpan rapat-rapat.
Aku tidak bisa menghampiri mereka, takutnya aku mengganggu kesenangan mereka dan mereka akan risih dengan kedatanganku.
aku menghadap sungai musi dan berbicara kepadanya seolah temanku yang mendengarkan curhatku "jadi, selama in mereka bermain belakang denganku, aku tidak menyangka kalalu Susi temanku itu menyukai Rudi, Kalau saja dia cerita bahwa Susi ada hati dengan Rudi. Mungkin aku melepadkan Rudi dengan IkhLas. dan Rudisendiri tidak jujjur padaku. aduh kenapa semuanya jadi, kacau begini.
"yach, sudahlah". aku Ikhlas Kok hela ku
Angin yang berhhembus semilir menerpa wajahku sebagai hawa yang menenangkan pikiranku. dan jembatan Amperapun memberikan kekuatan bahwa sebesar apapun masalah yang kita hadapi kita harus bersikap tegar, tegas dan kokoh.,, walaupun ada gelombang sebesar apapun yang menerpa jembatan Ampera tapi dia tetap bisa menahan semua iti.

***Sekian****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar