Selasa, 06 Juli 2010

cinta tak lari kemana

CINTA TAK LARI KEMANA
Karya : ARINI (2007112082)


Bahasa ku mati
Jiwaku sepi
Sepenggal kutipan itu tiba-tiba terinspirasi dalam fikiranku yang sore itu kurasa kacau yang kutulis di selembaran kertas usam yang kudapat di samping tempat dudukku beberapa menit yang lalu,sore itu di sekitaran benteng kuto besak memang kurasa tidak seperti biasanya, ya, aku memeang sering datang ketempat itu bersama teman-tem,aku ataupun seperti yang kulakukan seperti saat ini sendiri, rasanya tempat yantg paling nyaman untuk berbagi rasa dan melepaskan segala penat yang ada adalah benteng kuto besak, tiupan angin yang kurasa dapat menyejukkan hati dan fikiranku. Yang memang sekarang ini aku mempunyai banyak masalah uang kuliahku yang tak karuan karena terbentur biaya, dan urusan percintaan yang tak tahu arah. Waktu begitu kerasa cepat tampa terasa matahari kulihat dari kejauhan sudah kembali keperaduannya,aku pun bergegas pulang,dan sesampainya dirumah ku lihat tante dan omku lagi asyik menonton tv dan aku lebih memilih bungkab ketimbang buat masalah baru dengan mereka.
Sesampai di kamar akupun terduduk di belakang pintu dan bergumam dalam hati “ sampai kapan aku menahan ini semua “, ya memang demi cita-citaku aku ikut dengan tante dan omku sebenarnya aku tak suka tinggal dengan mereka tapi bagai mana lagi lagi-lagi aku harus mengalah karena biaya. Saat ini rasanya tak ada yang mengerti apa mauku padahal aku hanya ingin dari mereka hanya satu mereka mengerti aku itu saja, tapi kenapa susah sekali.
Palembang yang cerah, hari ini kuawali dengan membuka dan senyuman berharap beban yang kurasa tidak menghampiriku, sepertinya apa yang kuharapkan seperti biasa sebelum berangkat kuliah tanteku menyuruh-nyuruh sesuka hatinya.aku hanya bisa menurut apa katnya saja dapahal waktu sudah menunjukkan [ukul 6.45 menit “ pasti terlambat lagi “pikirku dalam hati.Jam 7.10 wib akirnya aku bisa kuliah juga dengan tenang, begitulah kehidupanku sehari-hari tampa ada perubahan, sebenarnya membosankan tapi mau bagaimana lagi ku jalani ini semua demi cita-citaku.
Perjalanan kekampus sudah cukup bagiku untuk beristirahat sejenak untuk bisa menerima pelajaran dengan baik,ketika aku masuk gerbang kampus ku teringat dengan wily, aku memang menyanaynginya namun sayang semua itu hanya kusimpan dalam hati saja,aku takut,takut kalau dia tahu dia menghindar dariku dan tak mau lagi berteman denganku,serta latar keluarga yang sangat berbeda jauh denganku membuatku meilih menyimpan semua getaran cinta itu yang datang perlahan namun menyakitkanku.benar saja seketika itu wily sudah berada di sampingku, dia menayakan mengapa aku akhir-akhir ini banyak diam dan melamun, rasanya ingin sekali aku bercerita bukan masalah keluargaku saja tapi juga hatiku,perasaanku yang semakin menginginkannya, tapi aku tak kan siap kehilangannya, aku hanya bisa memandangnya dan berfikir apakah dia juga mempunyai rasa yang sama seperti apa yang kurasakan saat ini, kurasda tidak karena dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya,semua itu kelihatan bagaimana dia menatapku.
Kalau sudah begitu aku hanya bisa diam dan menunduk malu dan tak berani berharap banyak hatinya untukku.
Sudah hampir dua munggu ini aku tidak meberi kabar dengan orang tuaku begitupun dengan orang tuaku,tiba-tiba saja hpku berbunyi kulihat ibuku menelpon tampa pikir panjang lagi kuangkat, mulanya seperti biasa saja namun ketika dipertengahan percakapnku dengan ibuku, ibuku mengatakan adakabar yang tak baijk ayahku sakit dan itu yang membuat ibuku bingung mengatakannya kepadaku karma ibuku tahu persis senbentar lagi aku semesteran dan perlu uang intuk mebanyarnya, sedangkan ibuku tahu biaya bayaran masuk kulia saja belum kulunasi sepenuhnya, aku hanya tak ingin membuat beban baru ibuku saja akupun dengan berat mengatakan jangan memikirkanku disini aku baik-baik saja dan masalah uang pembayaran tak bisa kubayar dengan tabunganku.padahal aku masih ingat betul semua tabunganku sudah habis untuk bayar uang kuliahku beberapa bulan yang lalu ketika tahun ajaran baru,
Aku yakin ini bukan awal dari kehancuranku pasti ada jalannya,ku serahkan saja dengan yang maha kuasa dia pasti memberikan jalan yang terbaik untuk makhluknya, dan aku saip menikmati masa-masa pengujian itu, suara ibu yang singkat tadi membuatku sedikit tenag dan menghilangkankan sedikit kerinduanku akan dirinya.
Sairing itu teman sekelasku memberiku selembaran kertas coretanku akupun kaget namun ketika kulihat kertas itu,kertas itukan coretanku yang berisikan sepenggal kata-kata yang ku buat untuk wily untung saja teman sekelasku tidak bisa menebak inisial nama W yang ada diujung keras itu,mereka bilang aku berbakat menjadi seorang penulis ataupun pembuat puisi dan mereka menyarankankanku agar mebuat puisi,akupun hanya bisa membalas dengan senyuman, sejak saat itu banyak teman-temanku menemuiku minta tolong buat puisi, dan hasil karyaku itu dibayar dengan uang sesuka mereka, denghan itu aku semakin yakin dan ingin mencoba lomba \buat puisi, akupun tak berhapaap banyak puisiku akan menjadi juara, namunketakutanku itu tak terbukti puisiku menjadi uara pertama, ini sulit kupercaya,ini adalah pertama kalinya terjadi dalam hidupku, sejak saat itu kehidupanku sedikit ada kemajuan dari hasil karyaku aku dapat mengumpulkan uang untuk biaya kuliahku sendiri.
Hari itu, ada lomba besar-besaran karya tulis terutama karya tulis puisi, hal itu ku ketahui dari wily,ya, dia yang selalu menyakilnkanku untuk tetap berjuang demi-cita,akupun tak ingin menyia-iyakan kesempatan itu. Namun ketika menuju kesana hpku berbunyi lagi dan kulihat ibu yang menelponku dan kelihatannya meeka sangat membutuhkanku,akupun dipintanya pulang,pikirannku menjadi tak karuan,wily yang saat itu bersamaku karma berniat menemaniku keperlombaan itupun bertanya ada apa ini, tiba-tiba aku inta pulang dan harus segera plang ke kampungsaat itu juga,wily tak mau melihatku pergi sendirian dan akhirnya kamipun pergi menujukampun halamanku tempuh dengan mobil wily tiba-tiba hp ku berbunyi dan kulihat sms dari mbakku
“ ku mohon cepatlah kamu pulang dik, ayah sangat merindukanmu, kamipun menunggumu”
Air mataku berlinangan dan tumpah dipipiku setelah membaca sms dari mbakku akupun membalasnya
“ ya mbak, ini jga lagi dijalan katakana dengan ayah kalau,putrid jga merindukan ayah, tunggu putrid ya mbak, sampai jumpa diwonogiri”
Smspun ku kirim,aku jadi teringat akan masa kecilku yang dimanjakan ayaku, ditimang-timangnya membumbung diatas kepalanya seakan aku bisa terbang walau pulang dari sawah tapi ia seperti tak merasa lelah,selalu bercanda dengan mbakku ketika menunggu makan malam siap yang lagi dimasak ibuku, kurasa begitu bahagianya saat itu dan berlalu begitu saja.
3 jam perjalanan sudahku tempuh akhirnya aaku sampai juga di kampong halamaku,kulihat tak ada yang berubah dengan kampong halamanku,ketika sampai dipekarangan rumahku kemapa ramai sekali,akupun berlari menujupintu rumah kulihat ada sosok seorang laki-laki ditutupi dengan kain dan kulihat ibu dan mbakku berada disampingnya dengan menangis hatiku berdegup kencang, spontan kurasa langit begitu gelap dunia kurasa beputar dengan cepatnya,akupun jatuh pingsan
Setelah 2 jam aku pingsan perlahan aku membuka mataku dan melihat wily ada di sampingku,mbakku juga ada kucari disekeliling dan menayakan ayahku kemana tak kelihatan katanya rindu kepadaku,namun mbakku memjawabnya dengan pelukan erat sekali aku teringatkan akan beberapa waktu lalu,ayahku sudah tiada hatiku sakit setelah aku mengetahui hal ini tak ada pesan yang ditinggalkan kepadaku ataupun kata-kata terakhir untukku,inikah jawaban mereksamenyuruhku pulang dan ayahku menghembus nafas terakhirnya tepat sejam ketika aku masih di perjalana, rasanya aku ingin ikut saja dengannyadan mengakhiri segala deritaku namun takkan mungkin aku meninggalkan ibu dan mbakku melewati masa-masa yang sulit untuk mereka lewati,akupun harus rela membiarkan kepergian ayahku.walaupun ku belum rela karena aku ingin melihatkan kepada ayahku kalau aku bisa menjadi anak yang dinbanggakannya.
Seiring dengan waktu, aku melangkah tetap seperti biasanya, namun melewati hari-hari tampa ayahku lagi,aku masih tatap berkuliah dengan cara mengikuti perlombaan-perlombaan buat puisi hasilnya lumayan untuk keperluan biaya kuliahku,akupun tak menyangka aku bisa menjadi seorang penulis karena jauh bertolah belakang dengan jrusan yang kuambil, ya apa hubungannya psikologi dengan sastra ? namun aku hanya menikmati apa yang kujalani selama ini.
5 januari 2010, tanggal itu tepat dihari ulang tahunku aku, kado yang istimewa Dari universitas dimana tempatku menuntut ilmu selama kurang lebih empat tahun menobatkan aku salah satu peserta wisuda tahun ini.hatiku sangat senang, begitupun dengan wily,kamipun larut dalam kegembiraan itu tiba-tiba saja aku teringat dengan ayahku,andai saja dia masih ada dia pasti bangga dan merasa sengan seperti yang kurasakan saat ini,namun aku yakin ayah pasti melihat ku dan merasa bangga dari alamnya sana.akupun kembali tersenyum,wilypun menarik tanganku ke tegah-tengah lapangan basket di belakang kampus,akupun bungung kemapa wily mengajakku ketempat ini akupun diingatkan dengan kejadian empat tahun yang lalu, ya tempat ini tepatnya tempat yang aku pijak ini adalah tempat pertama aku bertemu dan berkenalan dengan wily.apakah mungkin wily menginag semua tentang kami ?,aku hanya tersenyum,tiba-tiba wily pun menyakan selembaran kertas yang ditemukan teman sekelasku itu adalah untuknya,aku kaget tahu dari mana dia tentang itu,
Diam-diam wily mencari tahu semua tentang aku,aku hanya tersenyum malu mengetahui semua itu,wilypun menyatakan isi hatinya aku tahu betul wily tidak pandai untuk mengutarakan isi hatinya kepada orang lain karena selam empat tahun aku berteman dengan dia tidak pernah mengutarakan isi hatinya dengan wanita lain manapun,tapi saat ini seperti bukan wily yang ku kenal empat tahun yang lalu akupun tak percaya namun inilah kenyataannya, sejak awal kami memang saling suka dan saling memendam perasaan itu, dan kini perasaan itu tak dapat di bendung lagi, semua bagai mimpi tenyata apa yang ku takutkan tak terjadi, wilypun bertanya maukah aku menjadi pendamping hidupnya, menjadi bagian dari keluarganya dan menjadi ibu dari anak-anaknya,tak kusangka hari itu adalah hari yang menyimpan sejuta kebahagi9an dan kenangan aku membalasnya dengan senyuman bertanda aku bersedia menjadi pendaping hidupnya hidup

hujan kemarin

HUJAN KEMARIN

KARYA : ARINI ( 2007 112 082)



Namaku indah namun tak seindah kehidupanku, di mulai dai keluarga ku yang broken. Aku membenci ibuku mungkin sejak umur 6 tahun, sejak aku mengerti bahwa bundaku gak pernahmengantarkanku ke sekolah,gak pernah melarangku apa yang dia tidak suka, selalu mengutus om atau tante kalau ada pertemuan wali murid, gak pernah memelukku ketika aku menang perlombaan, jelas saja aku protes karena dia lebih mementingkan pekerjaannya yang gak kunjung selesai samapi-sampai akaupun dilupakannya.
Sikap prtesku itu berubah menjadi benci ketika aku tahu dari ornag-orang cerita tentang bundaku, ternyata bundaku bohong besar dan merahasiakan emua tentamga ayahku,ya, katanya ayahku adalah salah seorang yang membela Negara ini dan meninggal ketika menunaikan tugasnya membela Negara ini, sejak ayah meninggal aku dan bundaku pindah kerumah kakekku,bundaku juga sering bilang kalau ayahku mirip benget dengan aku kepandaian ayah menurun kepadaku,
Aku tahu bundaku bohong dari teman sekelasku yang bernama juita atau tepatnta musuhku sejak aku masuk sekolah ini gara-gara dia tak pernah bisa mengalahkan prestasiku, dan kekesalannya itu kian memuncak ketika rian gebetan juita lebih memilih jalan denganku ketimbang dengannya walau juita lebih cantik dan lebih kaya dari kutapi aku tak percaya begitu saja.pasti jita bohong namun setelah ibu juita yang sejak smp berteman baik dengan bundaku mengiyakan semua cerita juita.
Saat itu, asli aku merasa dibodohi, karena menjadi orang terakhir yang mengetahui bagaimana tingkah laku ibuku saat masa-masa kuliah dulu hingga aku lahir, ya, aku ada karena bundaku suka gonta-ganti pasangan,dan nasip sialku dari sekian pacar bundaku tak satupun cowok yang mau mengakui janin yang ada dalam perut bundaku, dan itu juga yang membuat kakekku membenci bundaku dan mengangap seolah-olah bundaku bukan anggota keluarga kakekku, namun om daan tanteku selalu mengajarkanku untuk tidak membenci bundaku karma hadist mengatakan “ surga berada di telapak kaki ibumu “, aku berfikir lagi ketika aku diingatkan dengan hadist itu masih adakah surga itu ditelapak kaki bundaku sedangkan ku tahu lingkah laku bundaku sendiri seperti itu, semua itu wajar kenapa mereka menasehatiku sepert itu karena mereka gak mau meliharku menjadi anak durhaka kepada ibunya sendiri,
Bagiku tante dan om adalah orang kedua dari bundaku karena disisi lain mereka dapat mengerti aku dan mengetahui apa inginku ketimbang bundaku yang melahirkanku mereka juga membantu mengurusku sejak kecil supaya gak menjadi anak yang bande;l atau merusaak masa depanku sendiri seperti bundaku.
Ibuku terpaksa bekerja si salah satu restouran karena Cuma tempat kerja sekarangnyalah yang mau menerima bundaku yang mempunyai masa lalu suram dan kebetulan pertouran itu juga tempat kakkeku mieting bersama rekan kerjany, kakekku pun tak menyetujui hal ini karena dia bakal tertemu dengan putrinya di depan rekan bekerja kakekku.
Siang itu, entah kenapa?, kakek dan ibuku bertengkar hebat, aku hanya tersenyum aku senang karena itu artinya kakkek akan tambah benci dengan ibuku, hanya nenek yang terus menerus berusaha agar hubungan suami dan anak sulungnya cepat baik seperti dulu kala, yang aku ingat siang itu saat kakek dan bunda bertengkar hanya kartena kakeku selalu mengungkit –ungkit masa lalu bundaku, itupun karena kakekku sering diledekin rekan bekerja kakeku bahkan ada yang mengundurkan diri menjadi rekan kerja kakekku karena mengetahui masalah bundaku, kalau sudah begitu aku hanya bisa terdiam dan melihat kejadian apa yang akan terjadi atau memilih berada dipelukan tanteku saja.
Belakangan ini aku tahu bunda dan pekerja lainnya seperti ibuku agar buruh perempuan dapat hak yang sama dengan buruh laki-laki.prestasiku di sekolah sama sekali gak terganggu, aku jusrtu menikmati saat-saat ketika semua orang makin membenci tindakan bundaku yang ingin menjadi pahlawan, walau tak satupun buruh perempuan yang mendukung tindakan bundaku, sebalikknya mereka ikut tertawa ketika ibu mengadukan pelacehan seksual yang kembali ia terima di tempat bekerjanya itu yang di lakukan om rony, mantan pacar ibu saat kuliah dulu, menurut mereka, bundakulah yang menggoda om rony dan pegawai lainya dengan genit bundaku yang gak jauh dari masa-masa kuliah dulu yang cantik, pintar, dan menjadi besar kepala karena guru laki-lakinya menyukainya, so, apa debanya bundaku dengan sekarang ini, nenek yang terus mendukung bunda sempat pergi dari rumah karena kakekku yang terus-terusan menghina bundaku pengaduan bundaku akan melecehkan yang dai dan buruh perempuan lainnya dapatkan, terus hingga tingkat pengadilan.
Awalnya ku gak peduli, tapi sedikit mengusik rasa percaya rasa penasaran ku, karena situasi semakin panas dan berkembang hingga menarik perhatian kalangan media di kota tempat ku tinggal bundaku menjadi sorotan banyak pihak.
Suatu hari aku diajak kakek dan nenek mendatangi rumah-rumah buruh perempuan yang semasip dengan bundaku meminta mereka untuk ikut bersangsi dipengadilan atau paling tidak hanya sekedar menandatangani sutar pernyataan untuk melukukan tindakan claas actions mel;awan opemilik restouran kakek dan nenek bilang bundaku sangat membutuhkan dukungan kami, terang saja aku heran kenapa kakek sekarang mendukung ibu ?
Pengadilan jusrtu memberatkan tuduhan bunda, karena bukti-bukti bahwa ibu melahirkan aku tampa ayah terpuruk oleh kesangsian laiki-laki yang mengajar di SMA-nya dulu guru yang wajhnya mulaim keriput itu datang dan meringankan om rony, dia mengaku bundaku tak secerdas yang orang kira selamai ini, bunda memnafaatkan kecantikannya untuk memperoleh nilai yang bagus
Om indra, pengacara bunda, juga kejipratan tuduhan om indra dituduh mau membantu bunda karena yakin dia ikut andil atas kehadiranku di dunia ini, di kursi tempat duduk tepat di pepan ak hakim, bundaku hanya bisa diam sambil terus menangis, bedanya dengan om rony dan pengacaranya yang dari tadi tak henti-hentinya tersenyum karena yakin bakal memenangkan pengadilan ini. Kakekkupun mengamuk dan sempat penyerangnya kakekku juga menuduh dialah yang memperkosa bundaku hingga hamil, oh tuhan benarkah semua yang kulihat dan ku dengar ini ?.
Hari itu, untuk pertama kalinya aku memeluk bundaku dengan erat, penyesalan yang teramat sangat, membuat dadaku sesak dan membuatku hyaris tak bisa bernafas suarakupun mendadak menghilang.
Entah kenapa, ? apakah tuhan mau mengampuni hamba-Nya yang sudah durhaka terhadap bundanya, yang telah melahirkannya, bunda mengaku juga sempat membenciku, tiap kali melihatku dia pasti teringat peristiwa dulu yang sudah menenggelamkan cita-citannya dan membuat trauma seumur hidup.
Ya,,,,,,,,,,,,pak roy, dosen pemimbing yang menghormati mahasiswanya, mmemperkosa binda saat dia berada di semester empat. Cris teman sekelas bunda dulu juga ikut andil dalam peristiwa terkutuk itu, om rony mengaku, dia terpaksa meninggalkan bundaku sendirian diruangan posen pemimbing bundaku berjanji akan meluluskan mata pelajarannya karena nilainay jeblok, jelek.
Sejak ketahuan hamil diluar nikah, semua orang membenci ibuku, wanita yang harusnya mencintaiku terpaksa tidak meneruskan cita-citanya karena dikeluarkan dari universitas secara tidak hormat, jahatnya lagi, om rony menyebarkan gossip kenakalan bunda ke semua tetangga rumah kakek.
Bundaku,,,,,,,,,kena fitnah itu tak terjawab ? kenapa diam ? kenapa harus menunggu hamper 17 tahun ? jika tidak, aku akan mesti membencinya dan menyakitinya bunda terus

Minggu, 04 Juli 2010

TERTIPU

TEKS DRAMA

TERTIPU
karya PUTRI LIANA (2007112097)

tokoh dan perwatakan

Tuti : gadis lembut, sopan, dan periang
Gladis : jutek, cerewet, dan teman yang baik
Robert : anak yang manis, pintar dan baik hati

di suatu ketika, Gladis dan Tuti asyik bercerita di kantin sekolah. mereka berdua sangat akrab sekali dan gokil abis.

Gladis : Tut, coba lihat itu, ada pujaan hatiku....!!!
Tuti : Hussssssssss....itu belahan jiwaku...
jangan diganggu yach, itu sudah aku ikat alias tidak bisa di ganggu gugat
lagi.
Gladis : Iyach dech.....!!!!

tak lama kemudian si cowok menghampiri mereka.

Robert :Heiiii,,,,,lagi ngapain kalian berdua
pasti lagi ngerumpi yach,ayo....ngaku...!!!!
Gladis :nggak kok kami membahas tentang pelajaran tadi.
Tuti : iyach,,,,benar kok!

Bel pun berbunyi tanda memulai pelajaran lagi.

Gladis : Guanteng banget yachhh Robert.
Tuti : Iyach sich...."kenalkan ini istrinya Robert".
(sambil mengulurkan tangan)
Gladis : jangan gila donx
Tuti :lu aja yang gila
gladis : Tut, besok kita jalan yuuuk, kan besok kita libur waktunya cuci mata biar
"fresh".
Tuti : Okeyz,,,, besok kamu jemput aku yach, pamitan ma Bonyok ku.
okeyz cuyyyyz.
Gladis : itu mudah di atur.

keesokkan harinya, mereka berjalan di maall untuk mencuci mata.

Gladis : dah lama yach tut kita gak jalan seperti ini.
Tuti : benar itu...!
Gladis : kita beli es krim yuk'z....???
Tuti : ayo...
Gladis : tut...tut...tut...
itukan Robert, sama siapa dia.
Tuti ;iyach benar itu Robert,ayo kita samperin biar kita tanya langsung siapa
yang bersama dia.
Gladis : hai.....siapa Bet, cewek ini.....
Robert : Ohhh...dia...dia... adalah "pacarku"....

bagaikan petir di siang bolong,,,,,menghantam bumi dan memecahkan gendang telinga mendengar jawaban yang di tuturkan Robert tadi.

Tuti ; Oh..."pacarmu"...........!!!!
Gladis :Oh yw da met bersenang-senagng saja yaCh kalian berdua..........!!!
Kami mau jalan-jalan dengan Tuti.
Tuti ; kami duluan yaChhhhh...!
Gladis : asli aku kecewa banget tut.
Tuti : aku jug dis.

******SEKIAN******

HALTE

Tema : terikat hatinya pada pandangan pertama
Amanat : mencari belahan jiwa jangan melihat dari penampilan luarnya tapi melainkan dari hatinya.

HALTE
Karya PUTRI LIANA (2007112097)



Langit mendung, awan menghitam, hujanpun rintik-rintik, gemuruh petirpun bersahut-sahutan. akupun berteduh di sebuah halte yang disinggahi banyak orang. di sana aku kedinginan, bajuku pun basah kuyup dikarenakan terkena air hujan tersebut. tanpa disengaja ada seorang cowok yang memperhatikan aku dalam-dalam adri pertama aku berteduh di halte tersebut.
tak lama kemudian cowok itu melepaskan jaketnya yang dipakainya dan meminjamkan jaket tersebut kepadaku. akupun terharu melihatnya "masih ada yach cowok yang mempunyai perhatian dan mengerti keadaan aku pada saat itu. aku pikir pada era zaman sekarang ini sulit sekali menemukan orang yang seperti, aku baru percaya dengan hal itu karena aku menyaksikan dengan mata kepala ku sendiri.
kami pun diam tanpa kata, dalam hatiku berkata "aduh baiknya cowok ini, ganteng, hitam manis. andai aku punya cowok seperti ini................."aku terperanjat dalam khayalku". "hei" kata cowok itu . "kok melamun" lanjutnya. "Ah tidak" jawabku.
hujan pun reda, orang yang berteduh, satu persatu meninggalkan halte tersebut. dan aku mengemmbalikan jaket yang ia pinjamkan kepadaku tadi. akupun mengucapkan terima kasih.
tiba..tiba..........sssssstttt......sssssttttt seperti terhipnotis, aku tertegun melihat cowok itu memegang pundakku karena aku terpeleset hampir terjatuh kelantai. aku kagek hampir-hampir task sadarkan diri, beruntung ada si cowok yang ,menahan pundakku. cepat-cepat aku merapikan baju dan jilbabku. "sekali lagi terima kasih Yach".
Ohhhh terlambat...............,
aku cabut dulu yach...............!!!!!
tanpa menoleh akupun berlari sekencang mungkin, kuliahku,,,,,!aku lihat di dalam kelas telah berdiri dosen ku yang paling killer.dan di takuti.
akupun merasa tidak sanggup untuk masuk pasti aku di omeli...!
mendingan aku bolos aja DecHHHH.
aduh gara-gara hujan niChh.
mendingan aku sholat ja di musolah....udah pukul 16.00 sore.
tak lama kemudian perkuliahan sudah selesai. Ayin temanku menghampiriku. Ayin adalah temanku yang akrab, dekat dan dia sendiri sudah kuanggap sebagai saudaraku.

Yinnnn...........Yinnnnnnnnnn.........Yinnnnn
Ayin, apa kabar........? tanya orang yang memanggilnya tadi.
Ohhh Yusuf yacH, "kbr ku baik" jawab Ayin.

aku terperangah, melihat mereka berdua asyik bercerita, dalam hatiku berkata itukan cowok yang tadi ketemu di halte.
"hey, kok melamun. kenalin nich temanku waktu kuliah dulu " Ayin menaydarkan ku dalam lamunanku.
"Oh ma'af....!!!!
sambil mengulurkan tangan aku menunduk malu, si cowok itu dari pertama berbicara dengan Ayin, itu selalu menoleh ku dengan tatapan dalam.
si cowok menangkap uluran tanganku dan menyebutkan namanya.
"siapa namanya?" tanya Yusuf
"dinda" jawabku

............setelah perkenalan itu suaranya terngiang-ngiangdalam ingatanku. entah mengapa setiap bercermin wajahnya selalu ada terukir indah.
"Ohhh.............setan apa yang merasuki pikiran ku ini, apakah ini yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama......?????
aku tak mengerti dengan perasaan in, lebih baik aku istirahat saja besok ada jadwal kuliah.....tidur aaaaaahhhhhhhhhh.............!!!!!!!!!!

hari berganti hari..........
perasaan itu semakin menjadi-jadi. akupun menceritakan kejadian yang aku alami kepada Ayin temanku. dengan menceritakan peristiwa tiu mungkin perasaan ini sedikit lega. Ayinpun menangggapinya dengan sikap yang santai.
"Ohhhh,begitu ceritanya, emang benar sich. pada waktu SMA dulu Yusuf adalah ketua OSIS kami dulu, dia juga siswa yang teladan, baik, soleh, dan pengertian. tidak salah kalau teman-teman ku dulu banyak yang naksir ama dia.
tipe cewek idaman Yusuf aku tahu persis seperti apa?
"yang bagaimana?" tanyaku
"Ah, kamu Gak perlu tahu la,pokoknya kamu bukan tipenya" sindir Ayin kepadaku.
"Oh,aku bukan............."sebelum selesai berbicara.
"iyach bemar" Ayin memotong pembicaranku.

mungkin aku tidak akan lagi memikirkan cowok itu, aku merasa tidak ada harapan lagi.
pada suatu ketik aku melihat Ayin dan Yusuf ngobrol berdua di kantin kampus, akupun tidak tahu kalau Ayin akan ke kantin dan bertemu dengan Yusuf, kayaknya mereka berdua akrab sekali, aku merasa tidak enak hati melihat mereka berdua yang bercanda gurau. Ah sudah lah, biar aja mereka berdua, kenapa aku harus ikut campur urusan mereka.
"Yin, dari mana, kog lama banget masuk kelasnya" tanyaku sinis.
"hem,,,,dari kantin, tadi aku ketemu Yusuf Loh...." jawab Ayin sambil tersenyum.
"kamu seneng yach sama Yusuf, udah dech ngaku aja, aku udah tahu kok kalau kamu menaruh hati kepada Yusuf, tipe yang seperti kamu kan, buktinya aja kalau kamu ketemu yusuf paasti kamu riang gembira. benar kan" tanyaku mendesak Ayin.
"kamu salah" elak Ayin
"apanya yang salahj, sudah terbukti kan" tukasku
"udah stop dong curiganya, begini ceritanya jangan sinis dulu kepadaku. sebenarnya aku ingin mencomblangin kalian berdua.
heee.heee tau,tau Yusuf sudah jatuh hati pertama kali melihat dirimu di halte yang kedinginan dan menolongmu pada waktu terpeleset, dati situlah Yusuf hatinya bergetar. pada waktu di kantin tadi panjang lebar aku bercerita tentang dirimu dari sifat kesukaan, hal-hal yang tidak kau senangi, hobi serta banyak dech. sudah jelas semua kan. Ayin akan memberikan cowok yang cocok untuk dirimu.

aku terharu mendengar apa yang diucapkan oleh Ayin,tanpa panjang lebar, aku langsung memeluk Ayin.
"yach sudah. Yusuf sekarang menunggumu tuh di depan musolah kamu samperin sana, mungkin dia mau ngomong sesuatu.............???perintah Ayin.
"tapi, ga pake tapi cepat pergi sana.
tanpa pikir panjang aku langsung menghampiri Yusuf, kami aling berhadapan dan berpandangan mata, "perasaan sekarang sama seperti pertama kali kita bertemu di halte" ujar Yusuf.
"iyach sama, aku juga merasakan hal seperti itu." ucapku.


****SEKIAN*****