Selasa, 06 Juli 2010

cinta tak lari kemana

CINTA TAK LARI KEMANA
Karya : ARINI (2007112082)


Bahasa ku mati
Jiwaku sepi
Sepenggal kutipan itu tiba-tiba terinspirasi dalam fikiranku yang sore itu kurasa kacau yang kutulis di selembaran kertas usam yang kudapat di samping tempat dudukku beberapa menit yang lalu,sore itu di sekitaran benteng kuto besak memang kurasa tidak seperti biasanya, ya, aku memeang sering datang ketempat itu bersama teman-tem,aku ataupun seperti yang kulakukan seperti saat ini sendiri, rasanya tempat yantg paling nyaman untuk berbagi rasa dan melepaskan segala penat yang ada adalah benteng kuto besak, tiupan angin yang kurasa dapat menyejukkan hati dan fikiranku. Yang memang sekarang ini aku mempunyai banyak masalah uang kuliahku yang tak karuan karena terbentur biaya, dan urusan percintaan yang tak tahu arah. Waktu begitu kerasa cepat tampa terasa matahari kulihat dari kejauhan sudah kembali keperaduannya,aku pun bergegas pulang,dan sesampainya dirumah ku lihat tante dan omku lagi asyik menonton tv dan aku lebih memilih bungkab ketimbang buat masalah baru dengan mereka.
Sesampai di kamar akupun terduduk di belakang pintu dan bergumam dalam hati “ sampai kapan aku menahan ini semua “, ya memang demi cita-citaku aku ikut dengan tante dan omku sebenarnya aku tak suka tinggal dengan mereka tapi bagai mana lagi lagi-lagi aku harus mengalah karena biaya. Saat ini rasanya tak ada yang mengerti apa mauku padahal aku hanya ingin dari mereka hanya satu mereka mengerti aku itu saja, tapi kenapa susah sekali.
Palembang yang cerah, hari ini kuawali dengan membuka dan senyuman berharap beban yang kurasa tidak menghampiriku, sepertinya apa yang kuharapkan seperti biasa sebelum berangkat kuliah tanteku menyuruh-nyuruh sesuka hatinya.aku hanya bisa menurut apa katnya saja dapahal waktu sudah menunjukkan [ukul 6.45 menit “ pasti terlambat lagi “pikirku dalam hati.Jam 7.10 wib akirnya aku bisa kuliah juga dengan tenang, begitulah kehidupanku sehari-hari tampa ada perubahan, sebenarnya membosankan tapi mau bagaimana lagi ku jalani ini semua demi cita-citaku.
Perjalanan kekampus sudah cukup bagiku untuk beristirahat sejenak untuk bisa menerima pelajaran dengan baik,ketika aku masuk gerbang kampus ku teringat dengan wily, aku memang menyanaynginya namun sayang semua itu hanya kusimpan dalam hati saja,aku takut,takut kalau dia tahu dia menghindar dariku dan tak mau lagi berteman denganku,serta latar keluarga yang sangat berbeda jauh denganku membuatku meilih menyimpan semua getaran cinta itu yang datang perlahan namun menyakitkanku.benar saja seketika itu wily sudah berada di sampingku, dia menayakan mengapa aku akhir-akhir ini banyak diam dan melamun, rasanya ingin sekali aku bercerita bukan masalah keluargaku saja tapi juga hatiku,perasaanku yang semakin menginginkannya, tapi aku tak kan siap kehilangannya, aku hanya bisa memandangnya dan berfikir apakah dia juga mempunyai rasa yang sama seperti apa yang kurasakan saat ini, kurasda tidak karena dia hanya menganggapku sebagai sahabatnya,semua itu kelihatan bagaimana dia menatapku.
Kalau sudah begitu aku hanya bisa diam dan menunduk malu dan tak berani berharap banyak hatinya untukku.
Sudah hampir dua munggu ini aku tidak meberi kabar dengan orang tuaku begitupun dengan orang tuaku,tiba-tiba saja hpku berbunyi kulihat ibuku menelpon tampa pikir panjang lagi kuangkat, mulanya seperti biasa saja namun ketika dipertengahan percakapnku dengan ibuku, ibuku mengatakan adakabar yang tak baijk ayahku sakit dan itu yang membuat ibuku bingung mengatakannya kepadaku karma ibuku tahu persis senbentar lagi aku semesteran dan perlu uang intuk mebanyarnya, sedangkan ibuku tahu biaya bayaran masuk kulia saja belum kulunasi sepenuhnya, aku hanya tak ingin membuat beban baru ibuku saja akupun dengan berat mengatakan jangan memikirkanku disini aku baik-baik saja dan masalah uang pembayaran tak bisa kubayar dengan tabunganku.padahal aku masih ingat betul semua tabunganku sudah habis untuk bayar uang kuliahku beberapa bulan yang lalu ketika tahun ajaran baru,
Aku yakin ini bukan awal dari kehancuranku pasti ada jalannya,ku serahkan saja dengan yang maha kuasa dia pasti memberikan jalan yang terbaik untuk makhluknya, dan aku saip menikmati masa-masa pengujian itu, suara ibu yang singkat tadi membuatku sedikit tenag dan menghilangkankan sedikit kerinduanku akan dirinya.
Sairing itu teman sekelasku memberiku selembaran kertas coretanku akupun kaget namun ketika kulihat kertas itu,kertas itukan coretanku yang berisikan sepenggal kata-kata yang ku buat untuk wily untung saja teman sekelasku tidak bisa menebak inisial nama W yang ada diujung keras itu,mereka bilang aku berbakat menjadi seorang penulis ataupun pembuat puisi dan mereka menyarankankanku agar mebuat puisi,akupun hanya bisa membalas dengan senyuman, sejak saat itu banyak teman-temanku menemuiku minta tolong buat puisi, dan hasil karyaku itu dibayar dengan uang sesuka mereka, denghan itu aku semakin yakin dan ingin mencoba lomba \buat puisi, akupun tak berhapaap banyak puisiku akan menjadi juara, namunketakutanku itu tak terbukti puisiku menjadi uara pertama, ini sulit kupercaya,ini adalah pertama kalinya terjadi dalam hidupku, sejak saat itu kehidupanku sedikit ada kemajuan dari hasil karyaku aku dapat mengumpulkan uang untuk biaya kuliahku sendiri.
Hari itu, ada lomba besar-besaran karya tulis terutama karya tulis puisi, hal itu ku ketahui dari wily,ya, dia yang selalu menyakilnkanku untuk tetap berjuang demi-cita,akupun tak ingin menyia-iyakan kesempatan itu. Namun ketika menuju kesana hpku berbunyi lagi dan kulihat ibu yang menelponku dan kelihatannya meeka sangat membutuhkanku,akupun dipintanya pulang,pikirannku menjadi tak karuan,wily yang saat itu bersamaku karma berniat menemaniku keperlombaan itupun bertanya ada apa ini, tiba-tiba aku inta pulang dan harus segera plang ke kampungsaat itu juga,wily tak mau melihatku pergi sendirian dan akhirnya kamipun pergi menujukampun halamanku tempuh dengan mobil wily tiba-tiba hp ku berbunyi dan kulihat sms dari mbakku
“ ku mohon cepatlah kamu pulang dik, ayah sangat merindukanmu, kamipun menunggumu”
Air mataku berlinangan dan tumpah dipipiku setelah membaca sms dari mbakku akupun membalasnya
“ ya mbak, ini jga lagi dijalan katakana dengan ayah kalau,putrid jga merindukan ayah, tunggu putrid ya mbak, sampai jumpa diwonogiri”
Smspun ku kirim,aku jadi teringat akan masa kecilku yang dimanjakan ayaku, ditimang-timangnya membumbung diatas kepalanya seakan aku bisa terbang walau pulang dari sawah tapi ia seperti tak merasa lelah,selalu bercanda dengan mbakku ketika menunggu makan malam siap yang lagi dimasak ibuku, kurasa begitu bahagianya saat itu dan berlalu begitu saja.
3 jam perjalanan sudahku tempuh akhirnya aaku sampai juga di kampong halamaku,kulihat tak ada yang berubah dengan kampong halamanku,ketika sampai dipekarangan rumahku kemapa ramai sekali,akupun berlari menujupintu rumah kulihat ada sosok seorang laki-laki ditutupi dengan kain dan kulihat ibu dan mbakku berada disampingnya dengan menangis hatiku berdegup kencang, spontan kurasa langit begitu gelap dunia kurasa beputar dengan cepatnya,akupun jatuh pingsan
Setelah 2 jam aku pingsan perlahan aku membuka mataku dan melihat wily ada di sampingku,mbakku juga ada kucari disekeliling dan menayakan ayahku kemana tak kelihatan katanya rindu kepadaku,namun mbakku memjawabnya dengan pelukan erat sekali aku teringatkan akan beberapa waktu lalu,ayahku sudah tiada hatiku sakit setelah aku mengetahui hal ini tak ada pesan yang ditinggalkan kepadaku ataupun kata-kata terakhir untukku,inikah jawaban mereksamenyuruhku pulang dan ayahku menghembus nafas terakhirnya tepat sejam ketika aku masih di perjalana, rasanya aku ingin ikut saja dengannyadan mengakhiri segala deritaku namun takkan mungkin aku meninggalkan ibu dan mbakku melewati masa-masa yang sulit untuk mereka lewati,akupun harus rela membiarkan kepergian ayahku.walaupun ku belum rela karena aku ingin melihatkan kepada ayahku kalau aku bisa menjadi anak yang dinbanggakannya.
Seiring dengan waktu, aku melangkah tetap seperti biasanya, namun melewati hari-hari tampa ayahku lagi,aku masih tatap berkuliah dengan cara mengikuti perlombaan-perlombaan buat puisi hasilnya lumayan untuk keperluan biaya kuliahku,akupun tak menyangka aku bisa menjadi seorang penulis karena jauh bertolah belakang dengan jrusan yang kuambil, ya apa hubungannya psikologi dengan sastra ? namun aku hanya menikmati apa yang kujalani selama ini.
5 januari 2010, tanggal itu tepat dihari ulang tahunku aku, kado yang istimewa Dari universitas dimana tempatku menuntut ilmu selama kurang lebih empat tahun menobatkan aku salah satu peserta wisuda tahun ini.hatiku sangat senang, begitupun dengan wily,kamipun larut dalam kegembiraan itu tiba-tiba saja aku teringat dengan ayahku,andai saja dia masih ada dia pasti bangga dan merasa sengan seperti yang kurasakan saat ini,namun aku yakin ayah pasti melihat ku dan merasa bangga dari alamnya sana.akupun kembali tersenyum,wilypun menarik tanganku ke tegah-tengah lapangan basket di belakang kampus,akupun bungung kemapa wily mengajakku ketempat ini akupun diingatkan dengan kejadian empat tahun yang lalu, ya tempat ini tepatnya tempat yang aku pijak ini adalah tempat pertama aku bertemu dan berkenalan dengan wily.apakah mungkin wily menginag semua tentang kami ?,aku hanya tersenyum,tiba-tiba wily pun menyakan selembaran kertas yang ditemukan teman sekelasku itu adalah untuknya,aku kaget tahu dari mana dia tentang itu,
Diam-diam wily mencari tahu semua tentang aku,aku hanya tersenyum malu mengetahui semua itu,wilypun menyatakan isi hatinya aku tahu betul wily tidak pandai untuk mengutarakan isi hatinya kepada orang lain karena selam empat tahun aku berteman dengan dia tidak pernah mengutarakan isi hatinya dengan wanita lain manapun,tapi saat ini seperti bukan wily yang ku kenal empat tahun yang lalu akupun tak percaya namun inilah kenyataannya, sejak awal kami memang saling suka dan saling memendam perasaan itu, dan kini perasaan itu tak dapat di bendung lagi, semua bagai mimpi tenyata apa yang ku takutkan tak terjadi, wilypun bertanya maukah aku menjadi pendamping hidupnya, menjadi bagian dari keluarganya dan menjadi ibu dari anak-anaknya,tak kusangka hari itu adalah hari yang menyimpan sejuta kebahagi9an dan kenangan aku membalasnya dengan senyuman bertanda aku bersedia menjadi pendaping hidupnya hidup

Tidak ada komentar:

Posting Komentar