Sabtu, 12 Juni 2010

Ikan Kecil dimakan Ikan Besar

Tema : Anak bungsu itu berarti penindasan
Amanat : jika mempunyai adik bungsu janganlah kita tindas, ataupun dijadikan kacung tapi melainkan dia harus di sayang, dimanja, dan piperhatikan.

Karya : Putri Liana (2007 112 097)

Aku pernah menyesal dilahirkan sebagai anak bungsu, terkecil dari enam anak Ayah dan Ibu. bagi orang-orang dari suku kami, menjadi bungsu itu berarti penindasan apalagi aku anak perempuan. sementara satu-satunya saudara perempuan yang kumiliki adalah nomor dua yang kekuasaannya hampir setara dengan Ibu dalam urusan mengatur rumah tangga. jadi aku semacam kacung yang disuruh ini itu. mengetahui takdir yang distempel dipunggung kami sejak lahir itu, aku dan sepupuku menikmati menyuruh-nyuruh adik-adik sepupuku kami sedang kumpul keluarga. bila mereka bersungut-sungut maka kami akan meledek. "ingat kata nenek moyang, ikan kecil dimakan ikan besar".!!!!!lumayanlah, bisa memberikan sedikit kesenangan bagi kami yang selalu dijadikan ikan kecil di rumah! itu yang namanya !!!iakan kecil dimakan ikan besar! kita akan selalu menjadi orang-orang yang diperintah-perintah karena usia kita lebih muda, kata Sepupuku serius, seolah sedang mengadukan penderitaan yang sama. kita harus mengatur strategi? "iyach benar" jawab sepupuku. kita harus mengubah kebiasaan itu sendiri. aku tidak terima, berarti kkita ini dianggap apa oleh mereka ......?"setuju" jawab sepupuku. kami pulang kerumah masing-masing, untuk memikirkan hal ini.
sepupuku itu adalah orang yang sangat pintar, mandiri, dan selalu riang . aku biasa memanggilnya si centil. yach itu julukan untuk dia karena "si centil" mencerminkan dirinya. dia anak ketiga dari tiga bersaudarayang dua bersaudara itu berjenis kelamin laki-laki. sepupuku itu juga menjadi bulan-bulanan kedua saudaraku itu untuk mengerjakan tugas yang diprintahkan kepadanya. sekarang sepupuku duduk dikelas 3 SMP. kerap kali dia menjadi juara dalam kelasnya. didalam kelasnya dia adalah bintang kelas. dimana dia yang selalu berkuasa dan memerintah temannya itu sendiri dikelasnya. berarti itu kebalikannya pada waktu dirumahnya. aku menjadi senasib dan sepenanggungan denga si centil sepupuku itu dech.
kalau dipikir-pikir enak loh kalo menjadi anak yang oaling bungsu, kalau menjadi anak yang paling bungsu sering diperhati'in, dimanja, dan disayang. lah aku sebagai anak yang paling musa alias bungsu malah kebalikannya. aku jarang sekali dimanja dan disayang itu dikarenakan aku akan menginjak kepala mereka apabila aku diperlakukan seperti itu, maka dari itu aku sebagai anak yang bungsu tidak diberlakukan secara istimewa.
Ah,,,,rasanya capek kalo dipikran terus. aduh, mataku kayaknya tidak bisa ditahan lagi untuk dibuka. kku toleh jam dinding di atas kepalaku, jam tersebut sudah menunjukkan pukul 21.45 wib. besok mau sekolah, kudu bangun pagi-pagi nich biar enggak terlambat datangnya sebab paginya itu ada upacara bendera. besok kelas 3 B yakni kelas aku, minggu kemarin itu kelas si centil yakni kelas 3 A, menjadi petugas upacara. tak lama kemudian terhanyutlah angan-angannya.
ayampun d mulai melantunkan kokok'annya. aku terperanjat dalam tidurku. cepat-cepat aku mengambil handuk dan menuju kamar mandi. beberapa lama kemudian akupun sudah berpakaian rapi, wangi dan peralatan sekolah sudah siap semua yang kutaruh di dalam tas ransel yang bergambarkan kartu mickey mouse itu adalah tas kesayanganku, aku sangat nyaman memakai tas tersebut. "kesiangan Yach" kakak perempuanku bertanya. aku terdiam. "makanya hidupkan alarmnya biar tidak kesiangan " ketus kakak perempuanku itu. akupun duduk sarapan pagi bersama menjadi kurang selera, karena saya sudah disuguhi ocehan keluargaku itu.
aku pergi kesekolah dengan hati yang kurang meyenangkan. karena pagi itu sudah kena marah.
begitulah saban harinya sampai-sampai aku menjadi bahan bulan-bulanan mereka. aku dengan si centil mengadakan pertemuan untuk memecahkan masalah ini dan mencari cara mengantisipasi masalah ini.
betemulah kami berdua dengan sepupuku disuatu tempat, di mana tempat tersebut adalah tempat favorit kami yakni tempat di mana kami bemain berdua, berayun-ayunan, melihat bunga nan indah yang mekar selalu. sambil main ayun-ayunan akupun mulai pembicaraan, "bagaimana centil keadaan kamu di rumah ?" tanyaku. "yaCh Begitulah" jawab sepupuku. "sama aku juga seperti itu".terangku. "aku punya ide" kata sepupuku. "apa" tanyaku. "bagaimana kalau kita berpura-pura sakit saja", kan kalau kita sakit kita nggak bakalan akan diperintah" jelas sepupuku. "apakah itu tidak keterlaluan, bagaimana kalau kita ketahuan" jawabku. "tidak ada jalan lain , itulah salah satu cara yang tepat" jelas sepupuku. "setuju nggak" tanya sepupuku . "ocelah" jawabku. centil sudah sore nich lebih baik kita pulang kerumah masing-masing dan kita harus kerjakan rencana yang kita sepakati tadi, jangan tidak dilaksanakan tugas rahasia kita.
kembalilah kami kerumah masing-masing, aku datang kerumah sudah di sambut dengan muka masam oleh keluargaku. "dari mana kok baru pulang" tanya kakak perempuanku, "dari taman kak sama si centil" jawabku. yach sudahlah mandi sana. langsung aku masuk kamar dan merebahkan badan sejenak, tak terasa akhirnya matakupun tak bisa tertahan lagi membukanya, akupun menuju alam mimpi.
di dalam tidurku itu aku bermimpi bahwa semua keluargaku berubah menjadi baik. mereka menyayangiku, memanjakanku, dan memperhatikanku. aku sangat senang sekali rasanya aku tidak mau bangun lagi dari mimpiku itu. tak lama kemudian terdengar ketukan pintu yng begitu keras. terperanjatlah aku. Oh rupanya kakak perempuanku yang membangunkan dengan cara paksa. aku jadi terkejut, keringat dingin bercucuran, aku merasa kepalaku berputar-putar seperti ada yang mengelilingi, badanku panas. aku bangkit dari tempat tidurku tapi aku merasa berat sekali mengangkat badanku. tapi masih aku paksa untuk mandi. waktu sudah malam, mau makan tapi malas benar. jadi, langsung saja tidur sudah mandi.
pagi pun tiba badanku bertambah terasa berat, badan panas dan kepala pusina tapi aku tetap bersekolah. tapi keluargaku tidak tahu bahwa pada waktu itu aku sakit.
di sekolah aku lesuh sekali, waktu itu sepupuku tahu bahwa aku sakit karena aku terlihat pucat dn tanpa semangat.
aku diantar sepupuku pulang kerumah, tapi keluargaku menganggapnya biasa-biasa saja. akupun terbaring di kamar, sepupuku langsung pulang sesudah mengantar ku.
aku mendengar ada yang memanggilku dari luar pintu, ternyata kakak perempuanku memanggil. keluarlah aku dari dalam kamar. "tolong belikan kakak bakso di depan gang" perintah kakak. aku tidak bisa menolak, di sisi lain aku malas untuk melangkahkan kaki. tapi itu semua tetap aku jalankan.
sambil terhuyung-huyung masih tetap aku melangkah.
ketika aku ingin menyeberang jalan ada sebuah mobil yang ingin lewat, langsung aku pingsan di jalan karena terkejutdan didominasi oleh fisik aku lemah. tanpa sadarkan diri, aku sudah di antarkan kerumah ku sendiri. akupun siuman dan melihat keluargaku sudah berkumpul semua mengelilingi tempat tidurku dan melihat wajah mereka sepertinya ada sedikit penyesalan. kakak perempuanku mendekat dan memegang tanganku kemudian berkata sesuatu yakni "kakak minta maaf yach, ini semua gara-gara kakak jadinya seperti ini". kakak janji kakak enggak akan seperti itu lagi...!!!!! jelas kakak perempuanku. mulailah Ayah, Ibu dan Kakakku mendekat dan juga meminta maaf. dari sitlah dihapuskan bahwa "menjadi anak bungsu itu berarti penindasan apalagi aku anak perempuan".
TamaT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar