Jumat, 14 Mei 2010

my life...... my memories (cerpen)

Pengarang : Epan Saputra
Universitas PGRI Palembang
Angkatan 2007

tema : Perjuangan Hidup

amanat : Menerima cobaan dengan hati yang ikhlas
dan menjalani hidup dengan apa adanya

Alur : Maju

Tokoh : Tifa
Ibu

Lattar : ruang kamar
rumah sederhana
sekolah
pasar


Ouuuhhh....huaaaaa....(bibir Tifa meguap)
huuuhhhhh.... lagi-lagi bangun pagi (gumam Tifa)

yah... hari itu Tifa harus bangun pagi untuk berangkat ke sekolah karena ada ulangan harian di kelasnya hari ini, lekas ia membuka baju tidur nya lalu pergi mandi di kamar mandi yang cukup bagus (bagi oarang seperti Tifa).

berjalan gontai, Tifa menapaki jalan setapak satu demi satu menuju ke sekolah SMU negeri di kampungnya, Tifa berjalan dengan langkah gontai karena pada pagi itu ia belum sempat sarapan seperti anak yang lain nya, karena ibunya dari jam 2.00 sudah berangkat ke pasar untuk berjualan, jadi mana sempat ibunya membuat sarapan untuk nya.

Tifa sadar, bahwa Tifa adalah harapan satu-satu nya bagi ibu nya, maka dari itu ia harus bisa menjalani hidup dengan sesederhana mungkin, walau terkadang dalam benak nya sangat ingin seperti anak-anak yang lain, pergi dengan di antar orang tuanya dengan kendaraan atau sekedar di buatkan sarapan setiap paginya.

Tifa sangat mengerti akan kehidupan yang dijalaninya sekarang, maka dari itu ia tidak pernah minta apa-apa pada ibunya, untuk uang jajan pun ia segan untuk meminta pada ibunya, tetapi ibunya sangat pengertian sekali sama anak bungsunya itu, ibunya selalu memberikan uang jajan untuk anak nya.

pagi itu Tifa tiba di sekolah masih pagi, seperti biasa ia hanya duduk-duduk sambil membaca buku yang akan di pelajari,karena pada pagi itu ia akan ulangan Bahasa Indonesia ia pun membaca buku paket Bahasa Indonesia karena bagi Tifa pelajaran Bahasa Indonesia ini jawaban nya selalu menjebak karena pilihan jawabannya mirip dengan pilihan lain.

ia sadar betul kalau ia harus extra konsentrasi dalam ulangan kali ini, karena ia tidak mau BEASISWA yang di berikan dari sekolah tidak di dapat nya lagi, karena dengan uang itu ia bisa membeli buku pelajaran, walau terkadang guru-guru di kelasnya memberi nya dengan gratis buku LKS itu, semua guru sangat baik dengan Tifa karena Tifa anak yang ulet dan cerdas.

selama ia sekolah ia selalu masuk dua (2) besar di kelas ataupun disekolah nya, hidupnya yang sederhana mengajarkan akan ketegaran di dirinya, walaupun ia hidup hanya degan ibunya saja (ayah nya meninggal saat ia masih dikelas I SMP), ia tahu bahwa hidupnya akan terus maju demi ibu yang di kasihi nya... dan ia harus terus tetap mengejar impiannya untuk menjadi orang yang dapat di banggakan oleh ibu dan kakak-kakaknya (maklum kakaknya tidak ada yang lulus SMU semuanya lulus SMP langsung menikah)

ia tidak mau seperti kakak nya, ia ingin cita-cita nya tercapai ia ingin memberikan kebahagiaan pada ibu nya... walau pun ia tahu kemampun nya hanya lulus SMU saja tidak lebih. maka dari itu ia terus belajar dan mengejar peringkat terbaik di kabupaten nya agar ia bisa kuliah dengan gratis dan mendapat beasiswa untuk menunjang biaya kuliah nanti... (pikirnya).

pulang sekolah Tifa langsung mampir ke pasar tempat ibunya berjualan untuk menolong ibunya beres-beres untuk pulang, seperti biasa Tifa selalu ceria dan tersenyum riang di hadapan ibunya, tidak pernah ia cemberut atau gusar pada ibunya... tetapi tidak seperti biasa nya ibunya menyuruh Tifa pulang duluan, Tifa tidak berani membantah ia pun pulang, walau hati nya masih bertanya-tanya pada dirinya ada apa ini (pikirnya)

Tifa pun pulang sendirian sambil membawa belanjaan dari pasar...sesampai di rimah, ia pun mulai memasak lalu mandi dan membaca buku di kamar... tiba-tiba terdengar
"Kringggg....Kringggggg..."
Tifa pun keluar rumah betapa terkejut nya Tifa melihat apa yang di depan nya

"Ibu.... dari mana ibu uang membeli Sepeda ini...!!!

"Ibu sengaja menyuruh kamu duluan pulang karena ibu akan membelikan sepeda ini untuk kamu, ini hasil tabungan ibu selama 4 tahun Tifa... semoga kamu senang ya... Nak" (kata ibunya).

"aku senang sekali Bu... senang sekaliiii...." (memeluk ibunya)

"Alhamdullillah... kalau kamu bahagia, Ibu juga bahagia" kata ibunya.

"Terima kasih banyak Bu... Terima kasih..." kata Tifa.

"Tifa berjanji akan membahagiakan Ibu semampu Tifa dalam mejalani hidup ini... itu janji Tifa Bu...."kata Tifa.

tidak usah berjanji... kamu adalah harta Ibu yang paling berharga di dunia ini Tifa... apapun akan Ibu akan lakukan intuk kamu Nak.... tidak perlu begitu sudah tugas Ibu membahagiakan kamu...jadi kamu sekarang tidak usah berjalan kaki lagi ke sekolah... pakai lah sepeda ini... agar kamu belajar lebih konsentrasi tidak kecapaian bila di sekolah...(kata ibu)

yahhhh Buuu.... terima kasih... terima kasih... Ibu sangat perhatian sama Tifa.....
Terima kasih IBU....


the end

Tidak ada komentar:

Posting Komentar