Pengarang : Marsal Rizal
Universitas PGRI palembang
tema :Kehidupan masyarakat di tenggah politik yang sedang bergejolak
Amanat : agar masyarakat tau apa yang terjadi di pada saat ini, bahwa politik menjadi masalah besar dalam kehidupan sehari-hari.
Alur : maju
Tokoh : Andi
Silvi
Srtono
sudut pandang : orang kedua
latar : Di Desa
sekolah
di Rumah
Dalam kehidupan masyarakat seorang siswa bernama Andi harus berjuang dan berkorban sendirian dalam mengapai cita-cita, di antara masalah besar yang sedang bergejolak.
Namun Andi dan adiknya tidak begitu mudah putus asah segalah usaha mereka jalani,dari jualan koran bahkan jadi pemulung sekalipun mereka jalani.
tepi, Andi dan Silvi mempunyai paman yang begitu pedilih dan perhatian terhadapnya, Sartono sebagai pamannya mulai berpikir ........
Kenapa ada politik dakam kehidupan kita ini........?
Teman-teman dan guru nya juga ikut merasakan batapa hebatnya dampak yang kita rasakan saat ini ,kita sebagai masyarakat biasa harus jadi korban para pejabat pemerintah yang memikirkan kemewahan durinya serta keluarganya masing-masing.
kehipan kita di pelosok Desa tidak mereka pikirkan lagi, haruskah kata yang menanggung beban dari ketidak adilan mereka..........
dan kepada siapa kami harus mengadu........?
''apakah ini yang di namakan merdeka...........?
''siapa yang bertanggung jawab semua ini........
di sekolah andi dikenal sebagai suswa yang pintar dan rajin ,bahkan semua teman-temanya ikut perihatin terhadap kehidupannya yang serbah kekurangan.
Andi dan adiknya tinggal di rumah pamannya, semenjak kecil mereka telah banting tulang untuk duduk di banku pendidikan.
Jumat, 14 Mei 2010
my life...... my memories (cerpen)
Pengarang : Epan Saputra
Universitas PGRI Palembang
Angkatan 2007
tema : Perjuangan Hidup
amanat : Menerima cobaan dengan hati yang ikhlas
dan menjalani hidup dengan apa adanya
Alur : Maju
Tokoh : Tifa
Ibu
Lattar : ruang kamar
rumah sederhana
sekolah
pasar
Universitas PGRI Palembang
Angkatan 2007
tema : Perjuangan Hidup
amanat : Menerima cobaan dengan hati yang ikhlas
dan menjalani hidup dengan apa adanya
Alur : Maju
Tokoh : Tifa
Ibu
Lattar : ruang kamar
rumah sederhana
sekolah
pasar
Ouuuhhh....huaaaaa....(bibir Tifa meguap)
huuuhhhhh.... lagi-lagi bangun pagi (gumam Tifa)
yah... hari itu Tifa harus bangun pagi untuk berangkat ke sekolah karena ada ulangan harian di kelasnya hari ini, lekas ia membuka baju tidur nya lalu pergi mandi di kamar mandi yang cukup bagus (bagi oarang seperti Tifa).
berjalan gontai, Tifa menapaki jalan setapak satu demi satu menuju ke sekolah SMU negeri di kampungnya, Tifa berjalan dengan langkah gontai karena pada pagi itu ia belum sempat sarapan seperti anak yang lain nya, karena ibunya dari jam 2.00 sudah berangkat ke pasar untuk berjualan, jadi mana sempat ibunya membuat sarapan untuk nya.
Tifa sadar, bahwa Tifa adalah harapan satu-satu nya bagi ibu nya, maka dari itu ia harus bisa menjalani hidup dengan sesederhana mungkin, walau terkadang dalam benak nya sangat ingin seperti anak-anak yang lain, pergi dengan di antar orang tuanya dengan kendaraan atau sekedar di buatkan sarapan setiap paginya.
Tifa sangat mengerti akan kehidupan yang dijalaninya sekarang, maka dari itu ia tidak pernah minta apa-apa pada ibunya, untuk uang jajan pun ia segan untuk meminta pada ibunya, tetapi ibunya sangat pengertian sekali sama anak bungsunya itu, ibunya selalu memberikan uang jajan untuk anak nya.
pagi itu Tifa tiba di sekolah masih pagi, seperti biasa ia hanya duduk-duduk sambil membaca buku yang akan di pelajari,karena pada pagi itu ia akan ulangan Bahasa Indonesia ia pun membaca buku paket Bahasa Indonesia karena bagi Tifa pelajaran Bahasa Indonesia ini jawaban nya selalu menjebak karena pilihan jawabannya mirip dengan pilihan lain.
ia sadar betul kalau ia harus extra konsentrasi dalam ulangan kali ini, karena ia tidak mau BEASISWA yang di berikan dari sekolah tidak di dapat nya lagi, karena dengan uang itu ia bisa membeli buku pelajaran, walau terkadang guru-guru di kelasnya memberi nya dengan gratis buku LKS itu, semua guru sangat baik dengan Tifa karena Tifa anak yang ulet dan cerdas.
selama ia sekolah ia selalu masuk dua (2) besar di kelas ataupun disekolah nya, hidupnya yang sederhana mengajarkan akan ketegaran di dirinya, walaupun ia hidup hanya degan ibunya saja (ayah nya meninggal saat ia masih dikelas I SMP), ia tahu bahwa hidupnya akan terus maju demi ibu yang di kasihi nya... dan ia harus terus tetap mengejar impiannya untuk menjadi orang yang dapat di banggakan oleh ibu dan kakak-kakaknya (maklum kakaknya tidak ada yang lulus SMU semuanya lulus SMP langsung menikah)
ia tidak mau seperti kakak nya, ia ingin cita-cita nya tercapai ia ingin memberikan kebahagiaan pada ibu nya... walau pun ia tahu kemampun nya hanya lulus SMU saja tidak lebih. maka dari itu ia terus belajar dan mengejar peringkat terbaik di kabupaten nya agar ia bisa kuliah dengan gratis dan mendapat beasiswa untuk menunjang biaya kuliah nanti... (pikirnya).
pulang sekolah Tifa langsung mampir ke pasar tempat ibunya berjualan untuk menolong ibunya beres-beres untuk pulang, seperti biasa Tifa selalu ceria dan tersenyum riang di hadapan ibunya, tidak pernah ia cemberut atau gusar pada ibunya... tetapi tidak seperti biasa nya ibunya menyuruh Tifa pulang duluan, Tifa tidak berani membantah ia pun pulang, walau hati nya masih bertanya-tanya pada dirinya ada apa ini (pikirnya)
Tifa pun pulang sendirian sambil membawa belanjaan dari pasar...sesampai di rimah, ia pun mulai memasak lalu mandi dan membaca buku di kamar... tiba-tiba terdengar
"Kringggg....Kringggggg..."
Tifa pun keluar rumah betapa terkejut nya Tifa melihat apa yang di depan nya
"Ibu.... dari mana ibu uang membeli Sepeda ini...!!!
"Ibu sengaja menyuruh kamu duluan pulang karena ibu akan membelikan sepeda ini untuk kamu, ini hasil tabungan ibu selama 4 tahun Tifa... semoga kamu senang ya... Nak" (kata ibunya).
"aku senang sekali Bu... senang sekaliiii...." (memeluk ibunya)
"Alhamdullillah... kalau kamu bahagia, Ibu juga bahagia" kata ibunya.
"Terima kasih banyak Bu... Terima kasih..." kata Tifa.
"Tifa berjanji akan membahagiakan Ibu semampu Tifa dalam mejalani hidup ini... itu janji Tifa Bu...."kata Tifa.
tidak usah berjanji... kamu adalah harta Ibu yang paling berharga di dunia ini Tifa... apapun akan Ibu akan lakukan intuk kamu Nak.... tidak perlu begitu sudah tugas Ibu membahagiakan kamu...jadi kamu sekarang tidak usah berjalan kaki lagi ke sekolah... pakai lah sepeda ini... agar kamu belajar lebih konsentrasi tidak kecapaian bila di sekolah...(kata ibu)
yahhhh Buuu.... terima kasih... terima kasih... Ibu sangat perhatian sama Tifa.....
Terima kasih IBU....
huuuhhhhh.... lagi-lagi bangun pagi (gumam Tifa)
yah... hari itu Tifa harus bangun pagi untuk berangkat ke sekolah karena ada ulangan harian di kelasnya hari ini, lekas ia membuka baju tidur nya lalu pergi mandi di kamar mandi yang cukup bagus (bagi oarang seperti Tifa).
berjalan gontai, Tifa menapaki jalan setapak satu demi satu menuju ke sekolah SMU negeri di kampungnya, Tifa berjalan dengan langkah gontai karena pada pagi itu ia belum sempat sarapan seperti anak yang lain nya, karena ibunya dari jam 2.00 sudah berangkat ke pasar untuk berjualan, jadi mana sempat ibunya membuat sarapan untuk nya.
Tifa sadar, bahwa Tifa adalah harapan satu-satu nya bagi ibu nya, maka dari itu ia harus bisa menjalani hidup dengan sesederhana mungkin, walau terkadang dalam benak nya sangat ingin seperti anak-anak yang lain, pergi dengan di antar orang tuanya dengan kendaraan atau sekedar di buatkan sarapan setiap paginya.
Tifa sangat mengerti akan kehidupan yang dijalaninya sekarang, maka dari itu ia tidak pernah minta apa-apa pada ibunya, untuk uang jajan pun ia segan untuk meminta pada ibunya, tetapi ibunya sangat pengertian sekali sama anak bungsunya itu, ibunya selalu memberikan uang jajan untuk anak nya.
pagi itu Tifa tiba di sekolah masih pagi, seperti biasa ia hanya duduk-duduk sambil membaca buku yang akan di pelajari,karena pada pagi itu ia akan ulangan Bahasa Indonesia ia pun membaca buku paket Bahasa Indonesia karena bagi Tifa pelajaran Bahasa Indonesia ini jawaban nya selalu menjebak karena pilihan jawabannya mirip dengan pilihan lain.
ia sadar betul kalau ia harus extra konsentrasi dalam ulangan kali ini, karena ia tidak mau BEASISWA yang di berikan dari sekolah tidak di dapat nya lagi, karena dengan uang itu ia bisa membeli buku pelajaran, walau terkadang guru-guru di kelasnya memberi nya dengan gratis buku LKS itu, semua guru sangat baik dengan Tifa karena Tifa anak yang ulet dan cerdas.
selama ia sekolah ia selalu masuk dua (2) besar di kelas ataupun disekolah nya, hidupnya yang sederhana mengajarkan akan ketegaran di dirinya, walaupun ia hidup hanya degan ibunya saja (ayah nya meninggal saat ia masih dikelas I SMP), ia tahu bahwa hidupnya akan terus maju demi ibu yang di kasihi nya... dan ia harus terus tetap mengejar impiannya untuk menjadi orang yang dapat di banggakan oleh ibu dan kakak-kakaknya (maklum kakaknya tidak ada yang lulus SMU semuanya lulus SMP langsung menikah)
ia tidak mau seperti kakak nya, ia ingin cita-cita nya tercapai ia ingin memberikan kebahagiaan pada ibu nya... walau pun ia tahu kemampun nya hanya lulus SMU saja tidak lebih. maka dari itu ia terus belajar dan mengejar peringkat terbaik di kabupaten nya agar ia bisa kuliah dengan gratis dan mendapat beasiswa untuk menunjang biaya kuliah nanti... (pikirnya).
pulang sekolah Tifa langsung mampir ke pasar tempat ibunya berjualan untuk menolong ibunya beres-beres untuk pulang, seperti biasa Tifa selalu ceria dan tersenyum riang di hadapan ibunya, tidak pernah ia cemberut atau gusar pada ibunya... tetapi tidak seperti biasa nya ibunya menyuruh Tifa pulang duluan, Tifa tidak berani membantah ia pun pulang, walau hati nya masih bertanya-tanya pada dirinya ada apa ini (pikirnya)
Tifa pun pulang sendirian sambil membawa belanjaan dari pasar...sesampai di rimah, ia pun mulai memasak lalu mandi dan membaca buku di kamar... tiba-tiba terdengar
"Kringggg....Kringggggg..."
Tifa pun keluar rumah betapa terkejut nya Tifa melihat apa yang di depan nya
"Ibu.... dari mana ibu uang membeli Sepeda ini...!!!
"Ibu sengaja menyuruh kamu duluan pulang karena ibu akan membelikan sepeda ini untuk kamu, ini hasil tabungan ibu selama 4 tahun Tifa... semoga kamu senang ya... Nak" (kata ibunya).
"aku senang sekali Bu... senang sekaliiii...." (memeluk ibunya)
"Alhamdullillah... kalau kamu bahagia, Ibu juga bahagia" kata ibunya.
"Terima kasih banyak Bu... Terima kasih..." kata Tifa.
"Tifa berjanji akan membahagiakan Ibu semampu Tifa dalam mejalani hidup ini... itu janji Tifa Bu...."kata Tifa.
tidak usah berjanji... kamu adalah harta Ibu yang paling berharga di dunia ini Tifa... apapun akan Ibu akan lakukan intuk kamu Nak.... tidak perlu begitu sudah tugas Ibu membahagiakan kamu...jadi kamu sekarang tidak usah berjalan kaki lagi ke sekolah... pakai lah sepeda ini... agar kamu belajar lebih konsentrasi tidak kecapaian bila di sekolah...(kata ibu)
yahhhh Buuu.... terima kasih... terima kasih... Ibu sangat perhatian sama Tifa.....
Terima kasih IBU....
the end
Penghianatan Cinta
Penghianatan Cinta
(yansen)
setiap detik dalam hidup ku
diwarnai penghianatan
terlalu kejam tuk jd keyataan
terlalu buruk tuk jd mimpi buruk
tangispun tak sanggup menggambarkan apapun
lagu-lagu mengalunkan nada empati
seolah tau perasaan apa ini
perasaan yang ku rasakan
seandainya ku bisa menerima kejutan
setidaknya ku bisa berdiri lagi
kenyataan ini menyayat hati
teriris tipis dan tertusuk tobak dalam-dalam
bilamana darah yang tak berhenti mengucur
bak diiris nadi ini
seperti itulah sakit yang abadi
nafas ku yang di renggutnya
nyawa ku dicurinya
dia mengambil semuanya
setiap detik dalam hidup ku
diperimksa oleh:
melisa mulia sari
(yansen)
setiap detik dalam hidup ku
diwarnai penghianatan
terlalu kejam tuk jd keyataan
terlalu buruk tuk jd mimpi buruk
tangispun tak sanggup menggambarkan apapun
lagu-lagu mengalunkan nada empati
seolah tau perasaan apa ini
perasaan yang ku rasakan
seandainya ku bisa menerima kejutan
setidaknya ku bisa berdiri lagi
kenyataan ini menyayat hati
teriris tipis dan tertusuk tobak dalam-dalam
bilamana darah yang tak berhenti mengucur
bak diiris nadi ini
seperti itulah sakit yang abadi
nafas ku yang di renggutnya
nyawa ku dicurinya
dia mengambil semuanya
setiap detik dalam hidup ku
diperimksa oleh:
melisa mulia sari
metode
pengimajinasian
gaya bahasa
hiperbola : tangis pun tak sanggup menggambarkan apapun
pengimajinasian
gaya bahasa
hiperbola : tangis pun tak sanggup menggambarkan apapun
Kamis, 06 Mei 2010
Impian
Tema: menggapai impian demi kebahagian
Amanat: setiap manusia memiliki impian, tujuan untuk kebahagian dan mencapai cita-cita
Amanat: setiap manusia memiliki impian, tujuan untuk kebahagian dan mencapai cita-cita
IMPIAN
OLEH: Marsal rizal
OLEH: Marsal rizal
senjai menumpuk dengan sejajar
ego mengukir seiring mimpi
mengukir kendi-kendi kehidupan
sang fana mulai tersenyum lagi
ketika nyata menjemput dengan abadi
tapi.................
benakku tersingkap tabir hidupku
aku akan melangkah menyusuri jalan
waktu menuju keabadian di singgah sana
bahagiaku ..................
tak peduli apa yang mereka katakan
aku,
tetap melangkah menggapai impian dan cita-cita.
Nama Pemeriksa: Arini
Analisis Metode
1. Diksi
rumit
2. gaya bahasa
-ego mengukir seiring mimpi ( hiperbola)
-mengukir kendi-kendi kehidupan (hiperbola)
-benakku tersingkap tabir kehidupan (hiperbola)
3. kata konkrit
tak peduli apa yang mereka katakan .
4. imajinasi
ego mengukir seiring mimpi.
ego mengukir seiring mimpi
mengukir kendi-kendi kehidupan
sang fana mulai tersenyum lagi
ketika nyata menjemput dengan abadi
tapi.................
benakku tersingkap tabir hidupku
aku akan melangkah menyusuri jalan
waktu menuju keabadian di singgah sana
bahagiaku ..................
tak peduli apa yang mereka katakan
aku,
tetap melangkah menggapai impian dan cita-cita.
Nama Pemeriksa: Arini
Analisis Metode
1. Diksi
rumit
2. gaya bahasa
-ego mengukir seiring mimpi ( hiperbola)
-mengukir kendi-kendi kehidupan (hiperbola)
-benakku tersingkap tabir kehidupan (hiperbola)
3. kata konkrit
tak peduli apa yang mereka katakan .
4. imajinasi
ego mengukir seiring mimpi.
Di balik jilbabmu
Tema: keindahan dibalik jilbabnya
Amanat: wanita yang begitu anggun di mata semua orang
Amanat: wanita yang begitu anggun di mata semua orang
DI BALIK JILBABMU
KARYA: Nopi Sari
di balik jilbabmu
tersimpan seribu keindahan
yang tak tampak
langsung di mata orang
aku memandangimu di taman
dirimu yang begitu anggun dan menwan
menunjukkan kepribadianmu
yang sesungguhnya
wahai kau perempuan
yang sangat lembut di mataku
tidakkah kau tahu diriku sangat mengagumimu.
Nama Pemeriksa: Neta Reni
Analisis Metode
1. diksi
- simpel, mudah dimengerti
2. ritme
ada
3. kata konkrit
-di taman
4. imajinasi
dirimu yang begitu anggun dan menawan
5. gaya bahasa
tersimpan seribu keindahan.
KARYA: Nopi Sari
di balik jilbabmu
tersimpan seribu keindahan
yang tak tampak
langsung di mata orang
aku memandangimu di taman
dirimu yang begitu anggun dan menwan
menunjukkan kepribadianmu
yang sesungguhnya
wahai kau perempuan
yang sangat lembut di mataku
tidakkah kau tahu diriku sangat mengagumimu.
Nama Pemeriksa: Neta Reni
Analisis Metode
1. diksi
- simpel, mudah dimengerti
2. ritme
ada
3. kata konkrit
-di taman
4. imajinasi
dirimu yang begitu anggun dan menawan
5. gaya bahasa
tersimpan seribu keindahan.
Tema: kehilanga untuk selamanya
Amanat: untuk selalu bersabar dan ikhlas dalam menjalani hidup
Amanat: untuk selalu bersabar dan ikhlas dalam menjalani hidup
PUSARA TERAKHIR
OLEH: EPAN SAPUTRA
Langkah demi langkah
mengantar kepergiannya
sunyi sepi dan gelap pekat
melihat ia tertidur pulas
tertegun aku di gundukan merah
tanpa kusadari
setetes larvah panas
mengalir di sela pipi
bibir bergetar dan mendesis
tangan menengadah mengharap
akan satu kehindahan untuk dirinya.
Nama Pemeriksa:
Analisis metode:
1. Diksi
2. imajinasi
3. kata konkrit
terdapat pada bait pertama
4. gaya bahasa
-majas hiperbola terdapat pada bait kedua baris ketiga dan keempat.
OLEH: EPAN SAPUTRA
Langkah demi langkah
mengantar kepergiannya
sunyi sepi dan gelap pekat
melihat ia tertidur pulas
tertegun aku di gundukan merah
tanpa kusadari
setetes larvah panas
mengalir di sela pipi
bibir bergetar dan mendesis
tangan menengadah mengharap
akan satu kehindahan untuk dirinya.
Nama Pemeriksa:
Analisis metode:
1. Diksi
2. imajinasi
3. kata konkrit
terdapat pada bait pertama
4. gaya bahasa
-majas hiperbola terdapat pada bait kedua baris ketiga dan keempat.
Relung-relung renungan dirantau
Tema: menggapai cita-cita
Amanat: kejarlah cita-citamu sampai ke negeri orang.
Amanat: kejarlah cita-citamu sampai ke negeri orang.
RELUNG-RELUNG RENUNGAN DIRANTAU
OLEH: Neta Reni karjo
indah saat masa tersenyum
getar nada menyengat hasrat
merobek tekad menggapai cita
menepis asal sekarang
dalam dingin renungan hadir
tanpa ditanya,tanpa diminta
hidup semakin bermakna
bila derita datang menghilang
di negeri rantau ini
akan hidup dan bersemayam
di negeri gersang meranggas
ku dapat belai kasihmu
aku bangga...........
Aku bahagia.........
Aku terharu saat ini
tapi...............
aku kecewa
dalam pedih menimpa
di negeri ini aku gapai
suka dan duka.
Nama Pemeriksa: Nopi Sari
Analisis Metode
1. diksi
- rumit dan sulit dipahami
2. ritme
-suka dan duka
3. konkrit
- bersemayam, gersang
4. imajinasi
- sentuhan ''ku dapat belai kasihmu''
5. gaya bahasa
- ''merobek tekad menggapai cita" (hiperbola).
OLEH: Neta Reni karjo
indah saat masa tersenyum
getar nada menyengat hasrat
merobek tekad menggapai cita
menepis asal sekarang
dalam dingin renungan hadir
tanpa ditanya,tanpa diminta
hidup semakin bermakna
bila derita datang menghilang
di negeri rantau ini
akan hidup dan bersemayam
di negeri gersang meranggas
ku dapat belai kasihmu
aku bangga...........
Aku bahagia.........
Aku terharu saat ini
tapi...............
aku kecewa
dalam pedih menimpa
di negeri ini aku gapai
suka dan duka.
Nama Pemeriksa: Nopi Sari
Analisis Metode
1. diksi
- rumit dan sulit dipahami
2. ritme
-suka dan duka
3. konkrit
- bersemayam, gersang
4. imajinasi
- sentuhan ''ku dapat belai kasihmu''
5. gaya bahasa
- ''merobek tekad menggapai cita" (hiperbola).
Serpihan Sesalku
Tema: hati yang tersakiti
Amanat : jadi sayangailah seseorang itu dengan biasa-biasa saja
Amanat : jadi sayangailah seseorang itu dengan biasa-biasa saja
SERPIHAN SESALKU
Oleh : ARINI
Oleh : ARINI
Menghitung serpihan luka itu
Masih ada....
dan kembali melukaimu
Aku dan Dia
Hatimu terbagi lagi.
amarah, dendam, dan luka
Bersemayam dalam hati
Pertanggunganmu
bukan bungkammu yang tak ku mengerti.............
Tanya hatimu
Inikah jawab bungkammu itu
Untuk hatiku yang kau pilihkan.....
mengharap dirimu bahagia disana.
Nama Pemeriksa: Putri Liana
Menganalisis Metode
1. gaya bahasa
- serpihan luka (hiperbola)
- hatimu terbagi (hiperbola)
- tanya hatimu (hiperbola)
2. kata konkrit
- amarah, dendam, dan menghitung
3. ritme
Amarah, dendam, dan luka
bersemayam dalam hati
4. imajinasi
tanya hatimu
inikah jawab bungkammu itu
5. feeling
''sedih'' karena saki hati.
Masih ada....
dan kembali melukaimu
Aku dan Dia
Hatimu terbagi lagi.
amarah, dendam, dan luka
Bersemayam dalam hati
Pertanggunganmu
bukan bungkammu yang tak ku mengerti.............
Tanya hatimu
Inikah jawab bungkammu itu
Untuk hatiku yang kau pilihkan.....
mengharap dirimu bahagia disana.
Nama Pemeriksa: Putri Liana
Menganalisis Metode
1. gaya bahasa
- serpihan luka (hiperbola)
- hatimu terbagi (hiperbola)
- tanya hatimu (hiperbola)
2. kata konkrit
- amarah, dendam, dan menghitung
3. ritme
Amarah, dendam, dan luka
bersemayam dalam hati
4. imajinasi
tanya hatimu
inikah jawab bungkammu itu
5. feeling
''sedih'' karena saki hati.
Langganan:
Postingan (Atom)